Kamis, 30 Maret 2017

PENILAIAN DIRI (SELF ASSESSMENT) DAN REFLEKSI DALAM PEMBELAJARAN KIMIA


PENILAIAN DIRI (SELF ASSESSMENT) DAN REFLEKSI DALAM PEMBELAJARAN KIMIA



Penilaian diri (self assessment) merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Contoh penilaian sikap tersebut misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan perasaannya terhadap pembelajaran Kimia berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Penilaian ranah keterampilan misalnya, peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya berkaitan dengan mata pelajaran Kimia berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Penilaian ranah pengetahuan misalnya, peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari mata pelajaran Kimia berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan.

 Jenis Penilaian Diri

§  Penilaian Langsung dan Spesifik, yaitu penilaian secara langsung, pada saat atau setelah selesai melakukan tugas, untuk menilai aspek-aspek kompetensi tertentu dari mata pelajaran kimia.

Misal setelah guru menjelaskan materi redoks, diakhir pembelajaran guru melakukan Tanya jawab mengenai redoks

      Penilaian Tidak Langsung dan Holistik, yaitu penilaian yang dilakukan dalam kurun waktu yang panjang, untuk memberikan penilaian secara keseluruhan.

      Penilaian Sosio-Afektif, yaitu penilaian terhadap unsur-unsur afektif atau emosional. Misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu

 

Teknik penilaian diri memiliki beberapa manfaat :

1)     Dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;

2)    Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya;

3)    Dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian

4)    Menumbuhkan semangat untuk maju secara personal.

 

Salah satu contoh penilaian diri (self assessment) yaitu penilaian antar teman.  Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang peserta didik oleh peserta didik lainnya dalam suatu kelas atau rombongan belajar. Penilaian ini untuk melatih peserta didik menjadi pembelajar yang baik. Instrumen yang digunakan sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman antara lain:

a. Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik;

b. Dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda;

c. Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik;

d. Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik.

 
Contoh format penilaian antar peserta didik pada waktu diskusi kelompok mata pelajaran Kimia

No
Perilaku / sikap
Muncul/ dilakukan
Ya
Tidak
1
Mau menerima pendapat teman
 
 
2
Memaksa teman untuk menerima pendapatnya
 
 
3
Memberi solusi terhadap pendapat yang bertentangan
 
 
4
Dapat bekerja sama dengan teman yang berbeda status sosial, suku, dan agama
 
 
5
….
 
 

 

Refleksi Diri merupakan proses melihat kembali pengalaman belajar untuk mengidentifikasi apa yang telah dipelajari, apa yang belum dikuasai (learningneeds) serta rencana pengembangan diri selanjutnya berdasarkan learning needs yang telah diidentifikasi  dalam belajar kimia

 Tujuan Refleksi Diri :

1.    menganalisis tingkat keberhasilan proses dan hasil belajar peserta didik; melakukan evaluasi diri terhadap proses belajar yang telah dilakukan;

2.     mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan; merancang upaya optimalisasi proses dan hasil belajar;

3.    memperbaiki dan mengembangkan pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.

 Tahap Melakukan Refleksi Diri Oleh Siswa

      Tentukan satu pengalaman belajar yang berharga/berarti/signifikan

      Analisis pengalaman tersebut

      Usahakan untuk memasukkan bukti eksternal terhadap lessons learned  yang telah ditentukan dalam proses refleksi diri

      Sertakan pula bukti dari pengalaman yang dijadikan titik mula proses refleksi diri

 

Contoh dalam bentuk refleksi terkait standard kompetensi yang dipelajari, sebagai berikut:

1. Apa yang saya pelajari dari meteri  kimia hari ini ?

Jawab : Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

2. Apa saya memahaminya dengan baik ?

Jawab : Kurang Baik

3. Dimana kesulitan saya dalam materi tersebut ?

Jawab : Ketika Praktikum, agak sulit melihat gelembung banyak dan sedikt dan membedakan nyala lampu nya.

4. Apa saya memerlukan bantuan untuk memahaminya ?

Jawab : Perlu

5. Apa saya menginginkan untuk mengetahui lebih dalam ?

Jawab : Iya

6. Apa selama ini saya sudah berbuat sesuai dengan pelajaran tersebut?

Jawab : Sesuai dengan buku yang saya baca

7. Jika belum, apa saya merasa bersalah atau tidak ?

Jawab : Tidak

8. Jika merasa bersalah, apa yang ingin saya lakukan ?

Jawab : memperbaiki kesalahan saya

9. Selanjutnya bagimana ?

Jawab : bertanya dengan guru ataupun teman agar lebih paham lagi.

 
 
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.2014.Pembelajaran Kimia Melalui Pendekatan Saintifik.

 

 

 

Senin, 20 Maret 2017


Higher Order Thinking Skills (HOTS) Dalam Pembelajaran Kimia

Berpikir adalah aktifitas mencurahkan daya pikir untuk maksud tertentu. Berpikir adalah identitas yang memisahkan status kemanusiaan manusia dengan lainnya. Karenanya sejauhmana manusia pantas disebut manusia dapat dibedakan dengan sejauhmana pula ia menggunakan pikirannya.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau dikenal dengan istilah Higher Order Thingking Skills (HOTS) pada Taksonomi Bloom, merupakan urutan tingkatan berpikir (kognitif) dari tingkat rendah ke tinggi. Pada ranah kognitifnya, HOTS berada pada level analisis, sintesis dan evaluasi. HOTS pertama kali dimunculkan pada tahun 1990 dan direvisi tahun 1990 agar lebih relevan digunakan oleh dunia pendidikan abad ke-21. HOTS versi lama berupa kata benda yaitu: Pengetahuan, Pemahaman, Terapan, Analisis, Sintesis, Evaluasi. Sedangkan HOTS setelah direvisi menjadi kata kerja: Mengingat, Memahami, Menerapkan, Menganalisis, Mengevaluasi, dan Mencipta.
Adapun karakteristik-karakteristik dari HOTS:
1.   Evaluasi dengan kriteria
2.   Menunjukkan skeptisme
3.   Keputusan yang menggantung
4.   Menggunakan analisa logis
5.   Sistematis
Menurut Mustaji (2012), definisi berpikir masih diperdebatkan di kalangan pakar pendidikan. Diantara mereka masih terdapat pandangan yang berbeda-beda. Walaupun tafsiran itu berbeda-beda, namun umumnya para tokoh pemikir setuju bahwa pemikiran dapat dikaitkan dengan proses untuk membuat keputusan dan menyelesaikan masalah. Berpikir ialah proses menggunakan pikiran untuk mencari makna dan pemahaman terhadap sesuatu.
Menurut Krulik dan Rudnick (1999) di dalam artikel Idris Harta, keterampilan berfikir terdiri dari empat tingkat, yaitu menghafal (recall thinking), dasar (basic thinking), kritis (critical thinking), dan kreatif (creative thinking).
Keterampilan Menghafal hampir otomatis atau bersifat refleksif. Contoh dari keterampilan ini adalah menghafal perkalian (9x8=72) dan penjumlahan (7+3=10). Menghafal jalan menuju suatu tempat, menghafal sejarah nasional indonesia, juga termasuk dalam keterampilan ini.  Siswa, khususnya pada kelas awal, seringkali dipaksa menghafal fakta-fakta.
Keterampilan berikutnya adalah keterampilan dasar. Keterampilan ini mencakup konsep-konsep seperti penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian, termasuk aplikasi dalam soal. Contoh dari konsep pembagian adalah jika diketahui harga 1 pak DVD berisi 100 keping adalah 90.000, siswa disuruh mencari harga satuan setiap keping DVD.
Berfikir kritis menurut Schafersman, S.D. (1991) di dalam Mustaji, adalah berpikir yang benar dalam rangka mengetahui secara relevan dan reliabel tentang dunia. Berpikir kritis, adalah berpikir beralasan, mencerminkan, bertanggungjawab, kemampuan berpikir, yang difokuskan pada pengambilan keputusan terhadap apa yang diyakini atau yang harus dilakukan. Berpikir kritis adalah berpikir mengajukan pertanyaan yang sesuai, mengumpulkan informasi yang relevan, mengurutkan informasi secara efisien dan kreatif, menalar secara logis, hingga sempat pada kesimpulan yang reliabel dan terpercaya.
Berpikir kreatif menurut Mustaji adalah berpikir secara konsisten dan terus-menerus menghasilkan sesuatu ang kreatif/orisinil sesuai dengan keperluan.
Menurut Krulik dan Rudnick (1999), di dalam artikel Idris Harta (2010), untuk mengembangkan berpikir kritis dan kreatif, diperlukan kegiatan-kegiatan lain yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam bentuk menjawab pertanyaan-pertanyaan inovatif.


Contoh soal C4
1. Suatu logam dibiarkan di ruang terbuka dan berkontak dengan udara dan air. Logam ini akan mengalami perubahan secara perlahan. Bentuk fisik logam lama kelamaan berubah dan menjadi rapuh, sehingga mudah dipatahkan.  Biasanya akan terbentuk suatu senyawa yang tidak diinginkan. Untuk menghindari hal itu biasanya penggunaan pagar untuk desain eksterior dilapisi dengan cat. Jika logam tersebut adalah besi, senyawa yang tidak diinginkan yang mungkin terbentuk adalah…
a. Fe(OH)2
b. Fe2O
c.  Fe2O3.xH2O
d.  FeO3
e.   FeO2
Jawaban : C

2. Dalam dunia pertanian, banyak digunakan pupuk untuk menambah kualitas tanah. Salah satu jenis pupuk kimia adalah Pupuk ZA. Pupuk ini digunakan untuk menambah hara nitrogen dan sulfur untuk tanaman. ZA adalah singkatan dari istilah  zwavelzure ammoniak, yang berarti amonium sulfat (NH4SO4). Senyawa ini terdiri dari ion ammonium dan ion sulfat. Berapakah bilangan oksidasi untuk unsur belerang pada ion yang menyusun senyawa tersebut?
a.   +6
b.   6
c.   -6
d.   1
e.   -1
Jawaban : A


Contoh Soal C5
1.  Elektrolisis adalah rangkaian dua elektroda yang dicelupkan dalam larutan elektrolit yang dilengkapi sumber arus listrik. Electron mengalir dari anoda ke katoda. Elektrolisis dapat digunakan untuk memurnikan zat. Buatlah persamaan reaksi yang mungkin terjadi pada proses pemurnian logam dari larutan tembaga (II) sulfat dan rangkaian perjalanan elektronnya! (dengan elektroda tembaga)
Jawab:
Katoda (reduksi) : Cu2+  (aq) +  2e         Cu (s)
Anoda (oksidasi) : Cu (s)         Cu2+  + 2e
Reaksi sel    : Cu (s)       Cu(s)

e mengalir dari katode ke anoda
                              
2. Suatu benda yang terbuat dari logam dapat mengalami peristiwa korosi ketika dibiarkan dalam ruang terbuka dan akan membentuk oksida besi. Logam besi yang terkena air hujan yang mengandung senyawa SOx NOx juga mengalami hal yang sama, namun relatif lebih cepat. Untuk mengurangi efek tersebut dapat digunakan beberapa cara salah satunya dengan melapisi besi dengan seng, timah ataupun krom. Tuliskan penyebab proses pengkroposan tersebut dan prinsip dasar pencegahannya!
Jawab:
Penyebab umum :
Air, udara (O2), asam, larutan elektrolit
Prinsip dasar:
Kereaktifan logam, potensial reduksi. menghalangi adanya kontak dengan faktor penyebab dan perlindungan logam dengan penggunaan logam yang lebih reaktif. Adanya reaksi pergesaran. Logam yang lebih reaktif akan lebih dahulu bereaksi daripada logam tersebut.

Contoh Soal C6
1.  Jika diketahui potensial elektroda standar dari:
Ag+ (aq) + e - Ag(s) εo = +0,80 volt
In3+ (aq) + 3e- In(s) εo = -0,34 volt
Mg2+ (aq) + 2e- Mg(s) εo = -2,37 volt

Mn2+ (aq) + 2e- Mn(s) εo = -1,20 volt
Pasangan yang memberikan perbedaan potensial sebesar +1,14 volt adalah.....
a. Ag | Ag+ || Mn2+ | Mn
b. In | In3+ || Ag+ | Ag
c. Mn | Mn2+ || Mg2+ | Mg
d. Ag | Ag+ || In3+ | In
Jawaban : B

2.  Jika diketahui potensial elektroda standar dari:


Mg2+ + 2e- → Mg Eo = -2,34 volt
Cu2+ + 2e- → Cu Eo = +0,34 volt
Tentukan besar perbedaan potensial agar reaksi terjadi!
Jawaban  : 2,68

Kesimpulan
Pada dasarnya semua soal dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan berfikir kritis dan kreatif.  Yang dibutuhkan adalah keinginan dan komitmen untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir tinggi siswa.  Selain itu dibutuhkan juga keyakinan bahwa keterampilan di atas dapat diajarkan kepada semua siswa di setiap tingkatan.  Dengan keinginan, komitmen dan keyakinan ini, kita sebagai guru akan mencapai tujuan yang diharapkan.




Daftar Pustaka