PENILAIAN DIRI (SELF ASSESSMENT) DAN REFLEKSI
DALAM PEMBELAJARAN
KIMIA
Penilaian diri (self
assessment) merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta
untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat
pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik
penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan
psikomotor. Contoh penilaian sikap tersebut misalnya, peserta didik diminta
mengungkapkan perasaannya terhadap pembelajaran Kimia berdasarkan kriteria atau
acuan yang telah disiapkan. Penilaian ranah keterampilan misalnya, peserta
didik diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya
berkaitan dengan mata pelajaran Kimia berdasarkan kriteria atau acuan yang
telah disiapkan. Penilaian ranah pengetahuan misalnya, peserta didik diminta
untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil
belajar dari mata pelajaran Kimia berdasarkan atas kriteria atau
acuan yang telah disiapkan.
§ Penilaian Langsung dan
Spesifik, yaitu penilaian secara langsung, pada saat atau setelah selesai
melakukan tugas, untuk menilai aspek-aspek kompetensi tertentu dari mata
pelajaran kimia.
Misal setelah guru
menjelaskan materi redoks, diakhir pembelajaran guru melakukan Tanya jawab
mengenai redoks
• Penilaian Tidak Langsung
dan Holistik, yaitu penilaian yang dilakukan dalam kurun waktu yang panjang,
untuk memberikan penilaian secara keseluruhan.
• Penilaian Sosio-Afektif,
yaitu penilaian terhadap unsur-unsur afektif atau emosional. Misalnya, peserta
didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya
terhadap suatu objek tertentu
Teknik
penilaian diri memiliki beberapa manfaat :
1)
Dapat
menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi
kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;
2)
Peserta
didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan
penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya;
3)
Dapat
mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena
mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian
4)
Menumbuhkan
semangat untuk maju secara personal.
Salah satu contoh penilaian diri (self assessment) yaitu penilaian antar teman. Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap
sikap seorang peserta didik oleh peserta didik lainnya dalam suatu kelas atau
rombongan belajar. Penilaian ini untuk melatih peserta didik menjadi pembelajar
yang baik. Instrumen yang digunakan sesuai dengan kompetensi dan indikator yang
akan diukur. Kriteria penilaian antar teman antara lain:
a. Indikator dapat
dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik;
b. Dirumuskan
secara sederhana, namun jelas dan tidak berpotensi munculnya penafsiran makna
ganda/berbeda;
c. Menggunakan bahasa lugas
dan dapat dipahami peserta didik;
d. Menggunakan format
penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik.
Contoh format penilaian antar peserta didik
pada waktu diskusi kelompok mata pelajaran Kimia
No
|
Perilaku /
sikap
|
Muncul/
dilakukan
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
1
|
Mau menerima pendapat teman
|
|
|
2
|
Memaksa teman untuk menerima pendapatnya
|
|
|
3
|
Memberi solusi terhadap pendapat yang
bertentangan
|
|
|
4
|
Dapat bekerja sama dengan teman yang berbeda
status sosial, suku, dan agama
|
|
|
5
|
….
|
|
|
Refleksi Diri merupakan proses melihat kembali pengalaman belajar untuk mengidentifikasi apa yang telah dipelajari,
apa yang belum dikuasai (learningneeds)
serta rencana pengembangan diri selanjutnya berdasarkan learning needs yang
telah diidentifikasi dalam belajar kimia
1.
menganalisis tingkat keberhasilan proses dan hasil
belajar peserta didik; melakukan evaluasi diri terhadap proses belajar yang
telah dilakukan;
2.
mengidentifikasi
faktor-faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan;
merancang upaya optimalisasi proses dan hasil belajar;
3.
memperbaiki dan mengembangkan pembelajaran sesuai dengan
mata pelajaran yang diampu.
•
Tentukan satu pengalaman belajar yang berharga/berarti/signifikan
•
Analisis
pengalaman tersebut
•
Usahakan untuk
memasukkan bukti eksternal terhadap
lessons learned yang
telah ditentukan dalam proses refleksi diri
•
Sertakan pula
bukti dari pengalaman yang dijadikan titik
mula proses refleksi diri
Contoh dalam bentuk refleksi terkait standard kompetensi yang
dipelajari, sebagai berikut:
1. Apa yang saya pelajari dari meteri kimia hari ini ?
Jawab : Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
2. Apa saya memahaminya dengan baik ?
Jawab : Kurang Baik
3. Dimana kesulitan saya dalam materi tersebut ?
Jawab : Ketika Praktikum, agak sulit melihat gelembung
banyak dan sedikt dan membedakan nyala lampu nya.
4. Apa saya memerlukan bantuan untuk memahaminya ?
Jawab : Perlu
5. Apa saya menginginkan untuk mengetahui lebih dalam ?
Jawab : Iya
6. Apa selama ini saya sudah berbuat sesuai dengan
pelajaran tersebut?
Jawab : Sesuai dengan buku yang saya baca
7. Jika belum, apa saya merasa bersalah atau tidak ?
Jawab : Tidak
8. Jika merasa bersalah, apa yang ingin saya lakukan ?
Jawab : memperbaiki kesalahan saya
9. Selanjutnya bagimana ?
Jawab :
bertanya dengan guru ataupun teman agar lebih paham lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat
Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan
Dan Kebudayaan.2014.Pembelajaran Kimia Melalui Pendekatan Saintifik.
Proses refleksi diriyaitu melihat kembali pengalaman belajar untuk mengidentifikasi apa yang telah dipelajari, apa yang belum dikuasai (learningneeds) serta rencana pengembangan diri selanjutnya dalam belajar kimia. nah, adapun tahapan dari refleksi diri seperti yang telah dijabarkan dalam blog. akan tetapi baiknya pada tahapan langsusng diberikan contoh dalam pembelajaran kimia, misalnya:
BalasHapus1. Tentukan satu pengalaman belajar yang berharga/berarti/signifikan. Misalnya siswa tertarik dengan materi asam-basa oleh karena itu siswa termotivasi untuk mempelajari.
2. Analisis pengalaman tersebut. Misalnya konsep dalam pembelajaran asam-basa yang telah dimilikinya dibuktikan melalui percobaan di laboratorium guna mendapatkan data yang lebih akurat.
3. Usahakan untuk memasukkan bukti eksternal terhadap lessons learned yang telah ditentukan dalam proses refleksi diri. Misalnya siswa telah memahami sifat-sifat asam-basa dan perbedaan antara keduanya, maka siswa melakukan berbagai pengujian menggunakan indikator, kertas lakmus, perhitungan pH dn lain sebagainya terhadap pembuktian sifat asam-basa dan perbedaan keduanya melalui sebuah percobaan.
4. Sertakan pula bukti dari pengalaman yang dijadikan titik mula proses refleksi diri.
terimakasih untuk kelengkapan isi blognya putri..
BalasHapus